Petunjuk arah Pusbang SDM Perhubungan
Danau depan Pusbang Perhubungan
Melewati Kebun sawit
Papan petunjuk arah Prasasti Ciaruteun
Jembatan setelah petunjuk arah Prasasti Ciaruteun
Lokasi Prasasti Ciaruteun
Target selanjutnya yaitu menjajal 2 tanjakan; Tanjakan Kebun Karet danTanjakan Jengkol. Sampai di jembatan Kali Cisadane ada sepeda yang sudah nongkrong terlebih dahulu. Setelah berkenalan, beliau ternyata Om Purnomo, gowes dari Bogor- Ciampea-leuwilliang via latihan Angkatan Darat kemudian masuk ke Karehkel, kebalikannya dari saya. Setelah cukup lama bercakap-cakap kami pun masing-masing melanjutkan Perjalanan kembali. Melintasi jembatan disambut tugu selamat datang di Desa Cidokom. Denger-denger di cidokom ini ada track buat DH, tapi gak tau di sebelah mana. Ketemu pertigaan ambil ke kiri ke arah Leuwiliang, kalau ke kanan ke arah rumpin lanjut ke Cisauk Tangerang. Ini merupakan Jl.Raya Gobang Rumpin, karena letaknya di Desa Gobang. Jalannya sangat cocok untuk rute sepeda karena relatif sepi dari kendaraan bermotor. Tidak lama kemudian target pun terlihat di depan, yaitu tanjakan Kebun Karet. Tanjakan ini tipenya mirip dengan tanjakan depan Rainbowhil, tetapi agak sedikit lebih pendek. Walaupun lebih pendek tapi tetap saja membuat nafas nubie ngos—ngosan. Di atas tanjakan berhenti dulu di tukang Cincau, langsung order 1 gelas es cingcau. Ngobrol ngalor-ngidul dengan si bapak cingcau, sambil sesekali saya melongo liat wajah si bapak saat dia berbicara. Karena dia berbicara almost full sundanese dan banyak kalimat-kalimat yang dia lontarkan yang vocab nya saya tidak mengerti. Masih menurut penjual cincau, Sabtu kemarin ramai oleh pesepeda dari Serpong ke arah Leuwiliang yang mampir membeli Cincau. Badannya besar-besar, tetapi ketika saya tanyakan tentara atau bukan,dia terus saja bercerita dengan bahasa yang semakin saya tidak mengerti. Hadeuh...
Untuk para orangtua, di kebun karet ini menurut si bapak cingcau suka ada anak gadis yang teriak minta tolong, tapi bukan setan, melainkan karena perbuatan teman kencannya, so all parents must be take care their daughter. ya elah tong, lu pake bahasa inggris segala, bahasa Sunda aja lu kaga ngattrii..haha eittt..jangan salah, gini-gini gw pernah di Leiden ngambil Magister Sastra Sunda lho. Emang ada di Leiden S2 Sastra Sunda??? Kagakkk...!!! GubraKkk!! Udah tau gak ada pake nanya lagi lo.
Setelah mebayar 2 gelas Cingcau, langsung cabut lagi. Kok 2 gelas?? iya karena saya tadi nambah denger cerita si bapak tentang anak gadis..hehe..Asik bener menikmati turunan sampai Jembatan kali Cisadane..tapi belum apa-apa sudah terlihat Tanjakan Jengkol, inilah tanjakan yang seperti diberitahukan om Purnomo tadi. Terletak di Kp. Jengkol jadilah kenapa ini disebut tanjakan Jengkol. Tanjakan ini masih saudaraan dengan Tanjakan Jengkol di belakang Patung Kuda...Mungkin ini adiknya, soalnya ini jengkol masih tergolong beweh alias jengkol muda. Bisa dilihat dari elevasi dan panjang tanjakannya. Kapan-kapan nanti dicoba dicari dimana emak bapaknya berada
Jembatan Cisadane
Tanjakan Kebun Karet
jalanan yang melewati depan TPA Galuga
Tanjakan Jengkol disini tidak separah tanjakan Jengkol Patung Gajah Tajur Halang, meskipun curam tetapi tidak membuat ban depan ajrut-ajrutan. Target ke dua sudah dilewati akhirnya sampai di perempatan; jika lurus menuju Ps. Leuwiliang atau belok kiri melewati pembuangan sampah Galuga sedangkan ke kanan ke Terminal Lwliang. Ditakutkan melewati pasar akan macet, maka saya memilih belok kiri melewati pembuangan sampah galuga, sedikit memotong tapi jalannya menanjak melewati bukit. Sekalian juga menjajal tanjakan ini, karena sebelum-sebelumnya selalu lewat pasar. Di tengah usaha mendaki bukit meski dengan perlahan-lahan aroma sampah busuk menggangu pernafasan. Ternyata saya salah mengambil keputusan, bau sampahnya membuat tidak nyaman dalam menggowes. Tidak rekomended untuk bersepeda melalui jalan ini. Kecuali dari arah sebaliknya, agak sedikit mendingan, bau sampah akan tercium saat turunan. Sampai di cibatok sekitar jam 1, mampir di warung Padang mengingat perut sudah bernyanyi sumbang. Sekitar jam 13.20 lanjut kembali dibawah panasnya terik matahari.
Hari ini cuacanya sangat tidak konsisten alias tidak karuan. Kadang gelap seakan mau turun hujan, panas terik, gerimis tetapi tidak hujan-hujan juga. Sampai di rumah sekitar jam 14.58 dengan total jarak tempuh 68 KM. Di tutup dengan Alhamdulillah.....
No comments:
Post a Comment