Saturday, 20 August 2016

Gowes Curug Kembar Ciberem

Gowes Curug Kembar Ciberem sebuah perjalanan antimainstrem demikian tema gowes kali ini. Sesuai dengan temanya, tempat yang dituju juga merupakan tempat wisata yang dapat di bilang anti these dari curug-curug yang sekarang banyak dikunjungi traveler domestik, terutama curug yang ada disekitar Sentul-Karang Tengah-Cibadak dan sekitarnya. Curug Barong, Curug Leuwihejo, Curug Kencana ataupun curug Bidadari mungkin sudah biasa, tetapi jikalau mendengar Curug Kembar mayoritas traveler akan mengerenyitkan dahi. Sambil bertanya: “ Emangnya ada?” “Dimana?” Terinspirasi oleh pertanyaan pemotor yang menimbulkan rasa penasaran saya dan tekad yang bulat sebulat tahu yang dijajakan di mobil, uhuyy-- untuk mengunjungi curug kembar. Sebagai orang tua yang gagah perkasa serta berwibawa tidak mau kalah dengan ABG-ABG galau yang pada kesana. Berawal pada Minggu lalu ketika pulang dari pasar sukamakmur ( tapi bukan Belanja ya Bu) saya beristirhat di warung pertigaan Cibadak, seorang pemotor bertanya kepada saya:
" Pak arah Curug Kembar kemana?? saya kemudian menunjukan arah lurus.
Kemudian dia bertanya lagi “ Masih jauh Pak?” “Saya juga belum kesana Mas!” :jawab Saya
Setelah mengucapkan terimakasih, Si mas pun pergi ke arah yang saya tunjukan.
Saya pun lantas beranjak pulang via Leuwihejo. Setelah itu saya jadi penasaran seperti apa wujud curug kembar sehingga banyak para pemuda pemudi bahkan tidak sedikit ABG Alay mengunjungi curug kembar.
Minggu 7 Agustus 2016 saya pun start dari rumah di kawasan bojonggede jam 10.05, sudah agak siang memang, tapi daripada tidak gowes sama sekali. Setelah mencari-cari senter SWAT tidak ketemu, apa boleh baut, cukup lampu kedap-kedip saja, karena di takutkan sampai rumah sudah gelap. Saya memilih rute Citeurep ke arah Sukamkmur, berhubung belum pernah mencoba ke Cibadak dari arah Citeurep, lebih sering sebaliknya. Sekitar jam 11.15 sudah sampai di Kebun Wisata Pasir Mukti. Tumben nih saya gowesan saya agak lumayan cepat. Berhenti di pinggir jalan untuk mendinginkan dengkul. Jam 11.30 lanjut kembali, tidak lama kemudian sampai di pertigaan arah ke Hambalang. Petunjuk arah Jonggol/Sukamakmur lurus terus. Jalan yang tadinya biasa-biasa saja mulai merubah menjadi rollling, meski tidak sekejam rolling Cibadak tetapi cukup membuas napas ngap-ngapan kaya ikan mas koki.
Istirahat di pinggir jalan
Jam 12 lewat di sebelah kanan mulai terlihat gunung pancar yang semakin besar, artinya tidak lama lagi saya akan sampai di pertigaan arah Cibadak. Panas yang semakin terik membuat saya harus mecari tempat istirahat untuk mengisi bensin. Berhenti warung kelapa muda, pesan 1 buah di tambah pisang goreng buat doping nanjak sampai SDN Cibadak, karena sebelum SD ada warung SOP IGA yang patut di coba. Sampai di warung Sop Iga sekitar jam 1, langsung saja pesan 1 porsi. Di warung sudh ada beberapa motorcross dan satu sepeda yang parkir. Setelah selesai makan saya pun berbincang dengan si Om sepeda. Si Om dari bekasi, rumahnya disekitar tol Timur dan sedang gowes ke arah Jonggol Via Pasar Sukamakmur-Cileungsi-Bekasi. Waww.. mantap bener si Om sendirian ngeloyornya jauh-jauh. Jam setengah 2 kami pun masing-masing melanjutkan perjalanan.
Pemandangan dijalur yang dilewati
Istirahat di warung kelapa
Masih nanjak aja
Sop iga Mang Engkus supaya dengkul kuat
Sampai di pertigaan Cibadak ada petunjuk arah Curug Kembar . Jalannya semen beton dan masih terlihat masih bagus. Jalannya menanjak halus dan sesekali dapat kejutan yang bikin jantung degup kencang. Tidak ku sangka tidak ku duga, ternyata arah curug kembar banyak tanjakan ajib nya juga. Istirahat di depan rumah orang, kebetulan ada pemuda yang lagi nganter cewe nya pulang . Setelah Cewe nya masuk, saya tanya ke pemuda nan ganteng ini.
“A curug Kembar masih jauh”: tanya saya
“Lumayan pak”:katanya sambil tangannya pegang kunci motor, kayanya dia mau cepet cepet ngacir
Langsung aja saya brondong pertanyaan lagi
"Nanjak terus sampai sana??” sambung saya
“iya pak, nanjak terus, tanjakan lebih-lebih dari yang ini” Kata dia
“nuhun nyak”
Dia pun langsung starter dan gaspol motornya, mungkin ketakutan sama emak nya si cewe, takut dimarahin karena mereka backstreet ( haha..sotoy banget deh kamu). Sudah ah jangan terlalu kepo, pusing nih mikirin tanjakan mau di apain. Dengkul langsung lemes dengar penjelasan si ganteng tanjakannnya lebih-lebih dari nyang ini. Saya ambil Hp untuk hidupkan gogel mep, dilalahnya sinyal XL tidak ada sama sekali. Lemes campur gemes sama XL,sisa jarak tempuh ke arah curug blenk sama sekali, seperti kata Eno lerian “katanya-katanya”. Bermodalkan kata orang di sepanjang jalan yang ditemui, this trip must go on, Go Back Crime.
Pertigaan Cibadak, ada petunjuk arahnya juga
Memasuki jalanan semen
Pemandangan sawah di jalur semen
Tanjakan pertama..
Tanjakan ke-2 sepedanya langsung tepar
Ternyata pemuda ganteng tadi tidak bohong, setelah melewati gardu ronda terlihat jalanan menurun kemudian naik tajam ke arah bukit. Absolutely Great!! But I’m not fear. Just Only Scare maybe..wkkk.. Benar-bener diluar mainstream nih rute. Berhubung perjalanan masih jauh...terpaksa deh di dorong, buat nyimpan tenaga pulang juga...haha alasan doank...modus.
Ketemu Pos ronda ini lurus aja, kalo belok kiri tar nyasar
Hadueh...liat yang kaya gini bikin perut mules
Lanjut gowes lagi ketemu Curug Mariuk, bertanya ke si bapak penjaga loket, curug kembar masih turun ke bawah. Turunan yang yang bikin was-was, karena ketika pulang pasti akan jadi kebalikannya. Selagi ada Gojek dan Grabjek tidak perlu kuatir, tinggal pesan online...tapi kalau sinyalnya juga gak dapat gimana mau pesan. Halahhh..kebanyakan mikir, gak bakalan sampe-sampe, langsung aja meluncur turun. Turunan yang lumayan curam dan cukup panjang juga, enak bercampur menyesal....halahh..mulai ngeres lagi nih pikiran. Setelah melewati tiga tanjakan yang pendek-pendek sampailah saya di pintu masuk curug kembar. Aduhh..gak nyangka bisa sampai juga, kirain nih jalan gak akan habis-habis.
Di depan Curug Mariuk
Menjelang pintu masuk curug kembar
Bayar tiket 15ribu langsung dipersilakan masuk oleh pak penjaga loket...Lanjut....
Akhirnya sampai juga..
Beli Karcis dulu
Depan loket jalannya batu-batu kapur campur batu kali untuk menguruk jalan aslinya yang berupa tanah. Karena berbatu bikin berat untuk di gowes, untunglah tidak sampai TTB, malu juga karena diliatan sama pengunjung yang jalan kaki. Setelah melewatin parkiran pertama, tanjakan curam menghadang berupa batu yang sudah dipadatkan dan sebagian tanah kering. Batu-batu ditambah kombinasi tanah yang licin mengakibatkan ban sepeda saya slip dan hanya bisa sampai di tengah tanjakan. Sampai diparkiran ke dua berupa tanah lapang yang cukup luas, sebagian motor hanya sampai disini untuk memarkirkan kendaraannya yang dilanjutkan dengan berjalan kaki menaiki bukit. Tetapi ada juga beberapa motor yang nekat karena sudah ahli, sampai di warung-warung bawah bukit. Bahkan ada motor piksen yang naik ke curug melewati bukit...saluttt dah. Mungkin tidak sampai tepi curug, karena katanya jalanan setapak berakhir setelah turun dari balik bukit kemudian berganti menjadi tangga-tangga menuju curug
.
Setelah lapangan treknya masih berupa tanah, ban slip berkali-kali. Setelah turun naik sepeda ditambah dorongan tenaga dan tekad yang kuat akhirnya saya sampai juga di atas bukit. Inilah tempat foto session kaum muda-muda, remaja dan emak-emak bapak-bapak yang mengunjungi tempat ini, bahkan ada juga balita, karena pemandangannya yang sangat wah...
Wah apa??Wah indahnya....
wah..indahnya
Treknya tanah, kalo habis hujan gak tau kaya gimana
Spot Area untuk foto session tepat di puncak bukit
Alamak...berat kali kau punya sepeda
Terus mana Curugnya??
Untuk melihatnya curugnya harus menuruni bukit dan turun tangga. Kayanya Edisi mandi-mandinya di skip dulu aja, berhubung hari sudah sore, jam menunjukan pukul 15.35 saya harus bergegas pulang untuk menghindari kemalaman di daerah karang tengah, berhubung saya tidak membawa lampu senter untuk penerangan. Setelah selesai foto-foto langsung saja cuss pulang,...
Gowes pulang tidak kalah beratnya saat berangkat, melewati karang tengah via leuwihejo merupakan perjuangan sampai titik gowes penghabisan. Apapun dilakoni untuk melewati setiap tanjakan, mulai dari dorong-dorong, angkat-angkat sampai panggul-panggul sepeda...apaann sih pak..lebay ah. Setelah capek beristigfar selama 2 jam, akhirnya sekitar jam 17.30 sampai di depan Sirkuit Sentul. Sampai di kandang roda isi premium dulu dengan siomay dan Kelapa Muda. Setelah itu di lanjutkan dengan menambah Oktan booster berupa bubur Kacang ijo di Keradenan. Alhamdulillah sekitar jam 19.00 sampai di rumah. Dengan Total jarak tempuh sejauh 73 Km ( berangkat 38 km dan pulang 35 km). Gowes anti mainstream kali ini benar-benar bikin perut kenyang, Subhanallah.

No comments:

Post a Comment

GOWES CIORAY-SUKAMAKMUR

CIORAY-SUKAMAKMUR Senin 28 Pebuari 2022 bertepatan dengan hari libur Isra Miraj gowes dengan tujuan Cioray Sukamakmur. Setelah membaca berit...