Regroup di Alfamart
Berhubung sudah masuk waktu makan siang, om ip memberikan isyarat kepada mr.riza selaku marshal untuk berhenti jika ada warung nasi. Hingga akhirnya sampai di pertigaan jalan masuk gedong cibeber ada sebuah warung nasi, tetapi karena info intelejen di depan masih terdapat warung, terpaksa warung tersebut kita lewati. Tindakan yang mengakibatkan penyeselan di kemudian hari. Padahal informasi statusnya udah A1 loh..
Setelah masuk jalan Gedong Cibeber, tanjakan yang dihadapi semakin menjadi-jadi, di tambah perut sudah susah diajak kompromi, jadi mengganggu konsentrasi para personil gowes kali ini. Setelah berhenti beberapa kali mencari warung nasi tidak ketemu, menurut penuturan penduduk setempat warung nasi terakhir di jalan masuk jalan gedong cibeber tadi yang notabene kami sudah lewati. Oh em jiiii....Penyeselan memang tidak ada yang duluan ya, selalu aja belakangan. Hingga akhirnya sekitar pukul 13.00 kami menemui warung indomie. Depan warung terdapat mesjid, cucok dah untuk tempat isi perut yang udah kering kerontang.
Indomie Lover mencari cinta
Pukul 14.00 kami start kembali dengan di lepas oleh anak-anak kecil yang berteriak- teriak memanggil sepedaaa..sepedaaa...beberapa anak kadang mengajak toss dengan kami. Selepas melewati kampung, kami mulai menghadap medan berbukit dengan beberapa kali rolling dan tanjakan nya semakin edaannn...ternyata banyak tanjakan demitnya di daerah marih.hadeuhh....ampunn biyung.
Turunan cihuyyy
Tanjakannnya bikin mLehooyyy
Hanya Riza yang membabat habis semua tanjakan-tanjakan setan yang ada disini, 4 sekawan sisanya hanya bisa mendorong sambil berdoa semoga cepat sampai di tanjakan keramat. Karena tanjakan keramat merupakan tanjakan terakhir untuk mencapai gerbang TNGH. Setelah cukup lama gowes campur dorong, akhirnya kami tiba di Kantor Desa Malasari, artinya 1.5km lagi kami akan sampai di pintu gerbang TNGH. Tidak berapa lama kemudian Pak sekdes keluar dari kantor Desa, beliau sangat welcome atas kedatangan kami. Bahkan beliau mempersilakan kami menginap di kantor desa atau di rumah beliau jika kami memang memerlukan tempat menginap. Waaaww..patut di acungi 5 jempol buat pak sekdes atas hospitalitynya. Sayangnya saya lupa foto bareng pak sekdes. Cuma om IP yang yang sempat berfoto dengan beliau. Terimakasih pak sekdes atas rambutannya...eh..sambutannya.
Kantor Desa Malasari
Om Ip dan Pak Sekdes
Tanjakan keramat demikian sebutan yang diberikan oleh para pesepeda untuk tanjakan ini. Membentang sekitar 1,5Km berawal dari kantor Desa Malasari sampai pintu gerbang TNGH. Menurut pak sekdes, di tengah tanjakan terdapat kuburan yang dianggap keramat oleh penduduk setempat sehingga dinamakan tanjakan keramat. Setelah puas foto-foto, saya, Arif dan Harlie mulai icip-icip tanjakan , perlahan-lahan kami mengayuh pedal kami agar dapat marayap naik ke atas. Semakin ke atas ternyata sudut kemiringannya tajam. Di sebuah pos kamling kami istirahat mengambil nafas, tidak lama kemudian om IP menyusul bergabung. Hanya Riza yang mampu menggowes tanpa henti hingga gerbang TNGH. Salah satu contoh power of mind kaya begonoh ini.
Dengan di iringi hujan gerimis kami berempat mendorong dengan susah payah hingga pintu gerbang TNGH. Di sepanjang tanjakan keramat tersajikan salah satu menu wisata di desa ini yaitu sawah terasiring 1001 undak. Buat lo yang punya rencana liburan ke Bali hanya sekedar lihat Ubud, mending cepet-cepet lo cancel tiket lo,lo refund terus lo ambil duit lo dah buat ongkos kemarih. Gak usah jauh-jauh ke Bali, disini lebih indah, lebih keren, lebih ke kinian dan pemandangannya instagramable pake bangettt. Sawahnya benar-benar amazing, ekspektasi yang lo dapatkan bakalan melebihi apa yang lo bayangkan. Btw, ngomong-ngomong lo pernah ke Bali mas bro?? Haha...belum pernah juga sih om broh. Gubraakkk dah gua.
Kantor Desa dari atas Tanjakan Keramat
gowes ala-ala spanyol
Harlie sedang menghitung 1001 sawah terasiring
pantang menyerah menaklukan tanjakan keramat
Jam 16.00 lebih kami sampai di warung teteh TNGH. Hujan semakin deras, sambil menunggu reda kami memesan teh manis untuk menghangatkan perut. Teteh warung yang maniz dan ramah semakin membuat suasana semakin hangat. Seperti halnya dengan pak sekdes, teteh warung pun mempersilakan jika Ada yang ingin menginap bisa di teras warungnya. Salutt banget untuk hospitality orang-orang disini, memang seharusnya sikap seperti ini yang dimiliki oleh penduduk desa wisata dimanapun dan apapun jenis wisatanya jika ingin maju. Teman-teman ternyata lebih tertarik dengan tawaran teteh warung dibandingkan dengan tawaran pak sekdes. Hadeuhh....dasar kadal buntung lo pade....haha..
Gerbang TNGH
Jam 17.30 kami pulang dengan jalan berbeda yaitu melalui jalan desa wisata Malasari. Kalo kata marshal sih kita melewati jalur kandang ayam. jam setengah 7 masih disekitaran hutan, Riza mengalami kempes ban karena bocor membentur polisi tidur saat di perkampungan tadi. Besok besok mah polisi jangan tidur disitu lagi dah, mending suruh tidur di rumah pak sekdes aja. Tapi jangan tidur di warung si teteh gerbang, karena baru saja om IP kontak traveloka untuk booking selama 1 tahun ke depan. Eh..buseett..mau nambah lagi nih ceritanya, mentang-mentang disitu susah sinyal..hehe..
Bocor ban di hutan
Perjalanan kami ke bawah mendapat bantuan dari seorang pengendara motor yang baik hati, yang secara sukarela mengawal kami demi menerangi jalan yang akan kami lewati. Sesuatu hal sepele tetapi sedikit orang yang mau melakukan, besar manfaatnya bagi orang yang membutuhkan. Terimakasih om penunggang motor, kami tidak mengenal anda, kami tidak mencatat nama anda, tapi kebaikan anda insyallah akan dicatat oleh malaikat Raqib. Aminn.
Menjelang terminal leuwiliang kami mampir disebuah warung nasi goreng. Waktu menunjukan pukul 19.30, pantes aja perut sudah terasa kriukk..kriukk..
Di pertigaan Ranca Bungur kami terpecah dua, Om IP dan Riza melewati rancabungur menuju Parung Kahuripan, sedangkan saya beserta Arif dan Harlie melewati jalan Atang Sandjaya.
Alhamdulliah, sampai di rumah jam 22.30 dengan total jarak tempuh 124 km. Trims buat team jarwo, next time kita explore kembali TNGH dengan rute yang lebih gila,lebih edann dan yang lebih menyeramkan tanjakannya. Mengutip kata-kata Ariel Peterpan: "kalian luar biasaaa..."
Reply, Reply All or Forward
Luarr biasaa Om Hans! Ditunggu episode Berputar-Putar berikutnya yaaa xD
ReplyDeletemantappp om ecplore nya,,,,,,,,,,,,👍👍👍👍
ReplyDelete